Syukur
kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa
dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1 Korintus
15:57-58) HKBP Simpang Marendal adalah salah satu Gereja di Resort Simpang
Marendal. Beralamat di Jalan Gereja No.25, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan
Medan Amplas, Kota Medan. HKBP Simpang Marendal berjumlah 670 KK yang tersebar
di 11 sektor (wijk) wilayah pelayanan.
HKBP
Simpang Marendal pada tanggal 26 Januari 2014 yang lalu genap berusia 50 tahun.
Telah banyak yang dilalui dalam perkembangan pelayanan Gereja dan turut ambil
bagian dalam pembangunan karakter bangsa secara khusus melalui pengembangan
kerohanian Jemaat. Dalam perkembangannya telah berhasil merampungkan
pembangunan Gereja dilengkapi dengan AC, rumah Pendeta dan guru huria serta wisma.
Tetapi tentunya akan terus berbenah dalam memperlengkapi organ organ pelayanan
supaya Visi dan Misi HKBP bisa tercapai yaitu HKBP MENJADI BERKAT BAGI SESAMA
DAN SELURUH CIPTAAN. Ucapan syukur dan doa, pada tahun ini HKBP Simpang Marendal
akan mengadakan PESTA JUBELIUM 50 TAHUN.
Sebagai langkah awal dalam merealisasikan kegiatan tersebut, Kita telah
membentuk PANITIA PESTA JUBELIUM 50
TAHUN HKBP SIMPANG MARENDAL, MEDAN.
Tarjou
do hita pasahathon na tajalo sian Debata Parasi Roha, mual ni nasa pasupasu.
Marguru tu silehonlehon na dihita I do pasahatonta, hombar tu gogonta. Unang ma
songon na pinaksa, alai sian las ni roha ma pasahathon dohot sian ias ni roha
(II Korintus 2:7). Godang do tajalo pasupasu, tapasahat ma tu Harajaon ni Debata
marhite huriaNa. Suang songoni nang panitia sadia na tolap tarpapungu,
dihalashon ma asa gabe pasupasu tu hita ulaonta on, jala gabe hamulian di goar
ni Tuhanta.
Karena
itu kami harapkan kita bersungguh sungguh dengan Hati yang ikhlas, dan tentunya
dengan sukacita atas pengenalan Berkat Tuhan yang kita terima marilah kita
sambut PESTA JUBELIUM 50 Tahun HKBP
SIMPANG MARENDAL dengan hati yang gembira dan senang. Hal yang dapat
membangun dan kontribusi pendapat kita, bisa kita sampaikan untuk semakin memperlengkapi
Panitia dalam melaksanakan tugasnya.
Mazmur
50:7-14 dan Yesaya 1:10-13 secara eksplisit mengatakan bahwa Tuhanlah Pencipta
dan Pemilik seluruh kehidupan ini. Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan
(I Kor 10:26). Sebagaimana kata sang pemazmur: “PunyaMulah siang, punyaMulah
malam, punyaMulah langit, punyaMulah bumi” (Mazmur 74:16, Maz 89:12) Itu
artinya Tuhan sama sekali tidak tergantung kepada sokongan, bantuan apalagi
belas kasihan kita untuk melakukan aktivitasNya. Bahkan Tuhanlah yang
sesungguhnya yang empunya diri kita dan segala apa yang ada pada kita. Tubuh,
jiwa dan roh, serta harta milik kita pada hakikatnya adalah milik Tuhan.
Sebagaimana dikatakan oleh Rasul Petrus “kita sudah ditebus oleh Allah dengan
darah Kristus yang kudus dan mahal itu” (I Pet 1:18-19), sebab itu kita telah
menjadi milik Kristus dan milik Allah (I Kor 3:23, I Kor 6:9. Ef 1:4, Mazmur
100:3) .
Jika
memang segala sesuatu yang ada dalam diri kita dan pada kita milik Allah:
apakah lantas arti persembahan? Sebab itulah dalam doa persembahan kita
seyogianya mengatakan: siapakah aku ini, ya Tuhan sehingga pantas memberi
kepadaMu? Apakah yang ada padaku yang tidak berasal dari Engkau? Tubuh, jiwa
dan rohku dan harta milikku sesungguhnya adalah pemberianMu. Aku adalah
milikMu! “Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah, Sebab
kamu telah dibeli dan harga yang telah lunas dibayar.
Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (I Kor 3:23, 6:20) 2.3. Persembahan
adalah penyerahan diri penuh Rasul Paulus menyatakan agar kita mempersembahkan
tubuh (baca: diri seutuhnya) kepada Allah. (Roma 12:1). “Serahkanlah dirimu
kepada Allah sebagai orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan
serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dipergunakan sebagai
senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:13b). Dalam Mazmur 51:19 dikatakan korban
persembahan kepada Allah ialah jiwa yang hancur dan hati yang patah-remuk.
Sebab Allah lebih menyukai kasih setia dan pengenalan akan Allah daripada
korban persembahan. (Hosea 6:6). Allah menyukai perbuatan keadilan kepada
sesama daripada korban (Amos 5:21-24).
Sebagaimana
disampaikan Rasul Paulus:“Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1) 2.4. Persembahan bukan ganti hati dan sikap
taat Selanjutnya kita sadar bahwa hati dan dirilah yang seharusnya harus
dipersembahkan kepada Tuhan. Uang tidaklah dapat menggantikan hati dan diri
kita. Uang juga tidak dapat menggantikan sikap dan tingkah laku kita yang
diminta Tuhan. Sebab itu persembahan juga bukanlah semacam uang “pelicin” untuk
melunakkan hati Tuhan dan menutupi pelanggaran atau memaafkan kesalahan! Tuhan
lebih menghendaki pengenalan akan Allah dan kesetiaan dibandingkan korban
bakaran (Hosea 6:6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar